Kamis, 21 Mei 2015

Puisi


PEREMPUAN
Hermawan

Senyummu yang menarik itu ketika aku berada di atas
di balik senyummu ada rasa kepedihan, kesakitan, kesenangan, kesengsaraan, kemelaratan, perjuangan, penderitaan, keyakinan, harapan, obsesi dan  berjuta-juta lagi yang namanya kenikmatan  dan ketaknikmatan

Dan ketika aku berada di atas engkau bahagia,
engkau malah meminta agar lebih diatas lagi
dan tidak pernah meminta sesekali di bawah,
di samping kiri atau kanan, meskipun kau menderita, namun penderitaan yang penuh kenikmatan, yang penuh penderitaan

Kau ajari anak-anakmu untuk meneladani aku,
kau tunjukkan anak-anakmu jalan-jalan seperti yang aku tempuh,
kau beri petuah-petuah yang baik
dengan harapan anakmu akan baik,
setidaknya menyamai aku, jangankan melebihiku

Aku kembali merenung bila mengingat kau, meskipun aku punya kepercayaan terhadap Kau
Dari merenung, aku ke kaca, melihat wajahku yang jelek dan meremas untuk
mencopot dari landasannya

Tapi wajahku yang lain lagi muncul
rupanya aku punya banyak topeng yang sedang memainkan sebuah lakon seperti wayang orang,
aku bisa berperan apa saja dengan wajah apa pun
Setelah puas dan bosan, aku mencopot wajahku,
aku ingin bertemu dengan wajah yang Kau berikan,
tapi itu tak bertemu, berkali-kali kucoba, berkali-kali pula gagal
Dibalik kegagalan ada ketidakgagalan dan di balik ketidakgagalan ada kegagalan.
Aku berpikir sebaiknya jangan  di balik
Buang kata balik itu teriak batinku
aku membatin dan kembali merenung,
ku coba melukiskan kata, ku ambil pena dan kertas,
di atasmu aku menulis, kugoreskan penaku, kau tersenyum, tapi dibalik senyum
muncul lagi semuanya
Penaku telah meneteskan tinta-tinta dari inspirasiku yang datang dari-Mu
kau tersenyum, senyum perempuan.
 Yogyakarta, 13194
 PEREMPUAN II
 Hermawan

Malam ini aku teringatmu sayang
ku coba merenung dengan konsentrasi terhadapmu
aku jadi ingat semua
kau dan lingkungan
kau dan anak
kau dan famili
Kau dan alam
Allahu akbar

Bila semua kau, kau, kau ku ingat
maka satu kau hilang
kau yang lain muncul
terakhir kau tatapan
kemapanan
Allahu akbar

Semua sahabat kau
aku anggap kau
semua senyum kau
aku anggap kau
karena kau tak di sampingku
muncul kau yang lain
akhirnya aku berserah kepada Kau

Ku mulai dengan Kau
aku bisa lupa tak ingat kau
sahabat kau
senyum kau
kau dan lingkungan
kau dan anak
kau yang aku anggap kau
kau ku kah itu
atau kau dan kau yang lain
 Yogyakarta, 131194
 JAKARTA
 Hermawan

Jalan-jalan di Jakarta
berlampu suluh
menapik sebuah wajah,
menapik sebuah wajah
murung mengkais-kais
nasi goreng untuk besok,
nasi goreng, untuk besok
Pohon itu layu sebelum mendapat angin
aku hidup setelah itu lagi.

Hari ini kepala ku hilang
 ia pulang
  tak berkepala akan
   lagi ada
    orang menyapa
     melemparkan rokok
      dewa tidak...
       dewa... tidak
        lacur...mungkin

Diskusi diteruskan lagi
besok...besok alunan itu ke itu
itu hilang dan itu tumbuh
tapi ia tetap hidup

Jakarta, 141284
 AIDIL
Hermawan

Tangisan boneka
mengingatkan aku akan ibumu
kau masih kecil
ketika ibumu sedang buntil

Dan kau belum ada saat ini
sedangkan aku merindukan
aku dan ibumu juga

Sekarang kau ada
aku dan ibumu ada
kita mau apa
di dunia
nestapa
 Padang, 22186

 PATUNG
 Hermawan

Di depan teater terbuka
ada tiga patung
yang satu buntung
datang suara mendengung

            wahai ayah
            apa itu puisi
            tidak tahu isi

bunyi cecak membuat patung bergerak
temanku jadi gelak
tidak tahu apa itu bapak

Sebuah vespa meluncur
tidak tahu di mana lacur
lalu teman bertutur
hari esok akan kabur

seorang mahasiswa berkata
ayah menasehati dia
kalau pulang malam sia-sia
apa boleh buat itu susunan acara
  Jakarta, 121284
 DOA
 Hermawan

Tuhan
Berikanlah sinar matahari-Mu
sebelum daun kering
dan zat hijau
sebelum mataku silau

Aku tetap berdoa
meskipun usaha tetap gaga
sekarang aku lega
kalau Engkau mau tertawa

Musim kering melanda negara
rakyat semua binasa
sekali lagi, aku hanya bedo'a
walaupun usaha gagal

Tuhan
Berikanlah sinar mataharimu
sebelum daun kering
 Padang, 22186
 BAYANG-BAYANG
Buat Supardi Djoko Damono
 Hermawan

Bila matahari berada di Barat
bayang-bayang setinggi aku
dan ia mengikuti aku ketika aku bersujud menghadap-Nya
Bayang tertawa di belakangku sambil berkata: "Sudah sempurnakah sujud kau ?"
Aku menjawab: "Kau sujud untuk siapa ?"
bayang-bayang tertawa sambil sujud dan
aku sujud sambil tertawa
 Jakarta - Yogyakarta, 101993
 HANG TUAH
 Hermawan

Kau dibedah dan dimaki-maki
Kau dibedah dan disanjung-sanjung
Kau hidup kembali
Kau dibedah disanjung dan dimaki
Kau hidup kembali
kenapa kau mau lagi dibedah
Kau hidup dimaki
Kau hidup disanjung
Kau hidup dibedah
Kau kini hidup lagi berupa hantu dan tuhan
 Yogyakarta, 101993

 SEPI  I
 Hermawan

Sepi seper
tiada hilang
Sepi seper
tiarap di medan ilalang
Sepi seper
tikas yang gersang
Sepi seper
timbre sumbang
Sepi seper
timu tak berudang

Sepi seper
tigari kematian
Sepi seper
tika dibiarkan
Sepi seper
tikpi tak bersasaran
Sepi seper
tilgram kematian
Sepi seper
timbul berawan
 Yogyakarta, 141294
 SEPI    II
Hermawan

Sepi seper
tijak malam hari
Sepi seper
timang tak berbayi
Sepi seper
timpuh semedi
Sepi seper
tin disemuti
Sepi seper
tingkalak tak berisi
Sepi seper
tiga raga rasi
Sepi seper
tikar terbengkalai
Sepi seper
tiku tepi ngarai
Sepi seper
tile tak bermempelai
Sepi seper
tilik tak sampai
Sepi seper
timbuk lepai
Sepi seper
tindak lunglai
Sepi seper
tingkat tak berlantai
Sepi seper
titian tak bersungai
                        Yogyakarta, 101294

Tidak ada komentar:

Posting Komentar